Senin, 21 Januari 2013

cerpenku

ayuutami
ANTARA ADA DAN TIADA
 Karya: Ayu Utami XB
Terbangun dari mimpi buruk. Dinginnya malam seakan menusuk tulangku. Derasnya hujan, kencangnya angin yang berhembus serta glegaran suara petir menambah rasa ketakutanku. Termenug memikirkan mimpi itu, sebuah mimpi yang sangat menakutkan. Sampai-sampai tidak aku sadari waktu sudah menunjukan pukul 03.00 pagi itu tandanya sebentar lagi sang fajar akan memancarkan sinarnya. Ku tarik  kembali selimutku dan segera aku pejamkan  mata. Berusaha untuk memejamkan mata yang sudah sempat terpejam itu tidaklah mudah bagiku.” Siapa juga yang  mau harus membersihkan toilet untuk yang kedua kalinya gara-gara  terlambat datang ke sekolah. Lagi pula tadi itu hanya mimpi.” Ucapku dalam hati.
Seperti biasa, sepulang sekolah aku selalu menunggu ayah di depan pintu gerbang Tapi kali ini aku sudah lama menunggu, Ayah belum datang juga. Beberapa kali aku coba hubungi ponselnya namun tidak ada jawaban, smsku pun tidak dibalasnya. Menunggu itu memang sangatlah membosankan. Sampai-sampai saking kesalnya aku tidak sengaja menendang sebuah kaleng bekas minuman, dan ternyata kaleng itu tepat mengenai wajah seorang lelaki di seberang sana. Oh my God, betapa malunya aku. Secepat kilat aku berlari mencoba menghampirinya. “Maaf ya aku tidak sengaja.” Ucapku memelas. Begitu dia mengangkat wajahnya, mungkinkah aku sedang bermimpi bertemu dengan justin bieber? Dia  tampan sekali gaya  rambut dan wajahnya mirip sekali dengan penyanyi idolaku, Justin Bieber. Dalam hati aku bertanya-tanya sungguh tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Aneh, bukannya  memarahiku dia malah tersenyum. “Iya tidak apa-apa kok, mungkin tadi salahku juga tadi kurang memperhatikan”. Jawabnya dengan suara lembut. Mataku sampai-sampai tak berkedip memandangi wajahnya. “kamu febby kan?”tanyanya ingin tahu “ Ehh, iya aku Febby”. Darimana kamu tahu namaku? Tanya ku penasaran.“Sudahlah itu tidak penting, sebenarnya aku sudah lama memperhatikanmu.”ucapnya sambil menatapku. Wajahku mulai memerah aku kaget sekali mendengar ucapannya itu.” Benarkah,tapi rasanya aku baru pertama kali ini melihatmu.”ucapku bingung “Iya memang benar, tapi tidak denganku.” Dia tersenyum lagi padaku.” Oh ya, namaku  Gray,aku bersekolah di SMA Harapan Bangsa. Senang bisa bertemu langsung denganmu.” Mengulurkan tangannya. “ Aku juga senang bisa bertemu denganmu.” Ucapku dengan malu.
“Febby ayo kita pulang,” panggil ayahku. “Iya ayah, tunngu sebentar.” Jawabku. “Gray maaf aku harus pulang.”kataku.  “ Hati –hati di jalan febb, aku harap kapan-kapan kita bisa bertemu lagi.”melambaikan tangannya  “Tentu.” Jawabku lagi sambil berlari menghampiri ayah yang sudah menungguku. Sungguh tidak pernah ku duga sebelumnya bisa bertemu dengan seseorang yang mirip tokoh idolaku.  Semenjak pertemuan singkat itu, entah kenapa aku jadi sering memikirkannya. Dan akhirnya kami berdua sering menghabiskan waktu bersama. Aku selalu merasa nyaman bila berada di dekatnya.
 Belakangan ini Gray sering menungguku saat pulang sekolah, dia juga sering mengajakku jalan-jalan. Kali ini dia membawaku ke suatu tempat yang sangat indah. Sebuah taman bunga. Tempatnya memang tidak terlalu jauh dari rumahku, tapi baru kali ini aku mengunjunginya. Saat aku sedang asyik-asyiknya menikmati keindahan taman itu, tiba-tiba Gray menggenggam tanganku dan berkata “ Febby, maukah kamu menjadi pacarku?’’ tak  pernah sedikitpun terlintas di benakku kata-kata itu terlontar dari mulutnya. Betapa bahagianya hatiku saat dia ucapkan kata indah itu. tanpa pikir panjang aku langsung menganggukan kepala. Seketika dia medekap erat tubuhku, aku terhanyut dalam pelukannya sampai-sampai tidak kami sadari hari sudah semakin gelap. Sang surya mulai tenggelam di ufuk barat. Kemudian Gray pun mengantarku pulang ke rumah.
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hampir satu bulan sudah lamanya kami menjalin hubungan. Hari-hariku terasa semakin berwarna semenjak  kehadirannya. Entah kenapa setiap aku ingin memeperkenalkannya kepada teman atau orang tuaku dia tidak pernah mau.  Berbagai macam alasan yang tidak jelas selalu terucap dari mulutnya. Dan dia juga tidak pernah mau menceritakan tentang orang tuanya, rumahnya pun aku tidak tahu, karena dia tidak pernah mau memberitahuku. Sering kali aku dibuat kaget oleh kedatangannya yang tiba-tiba. Meskipun demikian aku tetap mencintainya. Dialah cinta pertamaku dan dialah yang selalu membuatku tersenyum. Siang ini matahari terasa sangat terik, rasanya tubuhku hampir terbakar. Gray terihat baru keluar dari pintu gerbang sekolahya, untungnya sekolah kami bersebrangan. Ketika aku hendak ingin menghampirinya tiba-tiba “duuaaaarr......... !!!!”
Ketika aku terbangun dan membuka mata rasanya kepalaku pusing sekali dan ada lilitan perban melingkar di kepalaku. Ayah, ibu dan teman-temanku menatapku dengan cemas. “Ada dimana aku?”aku bertanya. “Kamu ada di rumah sakit sayang. Tadi saat pulang sekolah ketika kamu mau menyebrang  kamu tertabrak truk .untunglah lukamu tidak terlalu parah. Apa kamu tidak ingat?” jawab ibu cemas. Aku berusaha mengingatnya, tapi aku hanya mengingat gray diseberang jalan, lalu  aku menghampirinya dan setelah itu aku tidak ingat lagi. “Gray dimana dia, kenapa dia tidak menemuiku, Apa kalian melihat gray?” Aku bertanya pada teman-temanku. Mereka semua menggelengkan kepala. “Aku tidak yakin dia itu ada.”  Jawab Sissy. “Apa maksudmu?” tanyaku dengan wajah kebingungan. “Lihat ini!” dia menyodorkan sebuah hendicam. Disana terlihat aku saat pulang sekolah, aku berjalan sambil berbicara sendiri seperti orang gila. “Dimana Gray, kenapa dia tidak terlihat?” Aku kembali beranya. Tak ada satu pun yang menjawab pertanyaanku. Tubuhku terasa semakin lemas, rasa tak percaya dengan semua ini rasanya sungguh tidak masuk akal, jelas-jelas aku berjalan bersama Gray, tapi kenapa dia tidak ada?”pikirku berjuta tanya “Bagaimana besok setelah kamu sembuh kita cari tahu lagi tentangnya, kita datangi sekolahnya. Istirahatlah, mungkin juga handicamku yang rusak.” Jawab sisi. “Iya sayang, benar kata temanmu.” Jelas ibu berusaha meyakinkanku.
Setelah dua hari dirawat di rumah sakit kini senang rasanya bisa kembali pulang ke rumah.  Seperti janjinya, aku meminta Sissy untuk mencari tahu tentang keberadaan Gray. Sesunggunya kondisiku belum sepenuhnya puluh kembali, demi mencari gray ini harus aku lakukan. Setealah beberapa saat mencarinya dan kami juga sudah menanyakan langsung kepada guru-guru di SMA Harapan Bangsa tidak ada satu pun siswanya yang bernama Andi Gray. Mereka bahkan memperlihatkan semua data-data siswa yang bersekolah disana, memang benar tak ada satu orang pun yang bernama Andi Gray. Rasanya semua ini mustahil, ini sungguh gila. Manamungkin dia tidak ada? Air mataku mulai menetes dan  kepala ku rasanya mulai pusing. Tak sanggup rasanya aku menghadapi semua kenyataan pahit ini.
 Sudah seharian aku mengurung diri di kamar. Aku berharap  semua ini hanyalah mimpi burukku dan ketika aku terbangun semuanya masih baik-baik saja, Gray pacarku masih selalu ada untukku. Air mataku tak henti-hentinya mengalir.Aku merasa kehilangan separuh dari jiwaku, dia yang mengajari aku apa itu cinta, dia yang selalu di saatku suka maupun duka. Wajahnya yang selalu menyejukan hati, senyuman manisnya dan tatapan matanya yang penuh cinta selalu membayangiku. Mengapa aku bisa melihatnya, sedangkan orang lain tidak. Bagiku dia ada, meskipun bagi orang lain dia itu tidak pernah ada. Antara ada dan tiada, itulah dirinya. Sekarang dia pergi disaat aku sudah sangat teramat mencintinya, aku selalu berharap dia akan kembali padaku, tapi sampai kapan aku harus berharap?
Hari demi hari telah ku lalui tanpa dirinya, meski perih hati ini masih sangat terasa.tidak mungkin juga aku selama-lamanya menangisi kepergiannya. Inilah kenyataan yang harus aku jalani, meski berat hati ini melepasnya. Mencoba bangkit dari keterpurukan itu memanglah tidak mudah, namun seiring dengan berjalannya waktu aku yakin keceriaan itu pasti akan kembali padaku. Cinta memanglah tidak harus saling memiliki. Kan ku ikhlaskan semuanya, aku harap kini dia sudah tenang di alamnya. Semua kenangan indah itu akan selalu tersimpan dan tetap terukir di hatiku.                                                                                                                        
                                                                                                 SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar